“Coba saja lihat! Yang lain saja mengamalkan hal itu, masa kamu tidak ikut?”
“Tuh, banyak yang ikut ziarah-tawassul kubur, Kyainya juga ikutan! Kok masih aja dituduh sesat? Kamu gak malu beda sama orang-orang?”
Hal-hal semacam itu seringkali terlontar ketika kita bertanya tentang kebenaran sebuah amalan yang kita rasa salah dan sepatutnya tidak dilakukan oleh orang-orang, sehingga pada akhirnya kita sendiri jadi merasa ragu apakah amalan itu benar atau bathil.
Apakah kebenaran memang yang diikuti oleh kebanyakan orang awam? Apakah kebenaran itu memang memiliki banyak pengikut seperti yang seringkali dibicarakan oleh orang-orang pada umumnya?
Simak penjelasan Ustadz Abu Haidar as-Sundawy حفظه الله pada video tanya jawab singkat berikut ini.